Breaking News
recent

Hutan Gambut

Hutan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air mencegah dedaunan dan kayu terdekomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut yang bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang tidak terendam air dan hutan bakau di air payau.
Untuk menghitung kandungan karbon yang terdapat di dalam lahan gambut (below ground carbon), beberapa asumsi utama telah diajukan, yaitu:
(a) ketebalan gambut yang beberapa diukur melalui survei lapang (ground truthing) dianggap telah mewakili kondisi ketebalan gambut wilayah studi;  
(b) meskipun beberapa literature menyatakan bahwa gambut dengan ketebalan < 50 cm dianggap bukan gambut (peaty soil), tapi dalam penetapan jumlah karbon, tetap diperhitungkan; 
(c) batas ketebalan gambut yang dapat dihitung kandungan karbonnya dibatasi hanya sampai pada lahan gambut dengan ketebalan maksimum 8 meter, hal demikian akibat kesulitan tehnis dalam pengukurannya di lapangan, yaitu akses menuju lokasi yang sulit.  
Berdasar kan wetlands, luas lahan rawa gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta hektar atau sekitar 10,8 persen dari luas daratan Indonesia. Dari luasan tersebut sekitar 7,2 juta hektar atau 35%-nya terdapat di Pulau Sumatera. Lahan rawa gambut merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai kehidupan/keanekaragaman hayati, pengendali iklim (melalui kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon) dan sebagainya.
Disisi lain, Pengeringan hutan gambut oleh pemerintah Indonesia di hutan gambut kalimantan untuk dijadikan lahan pertanian telah menyebabkan tingginya angka kebakaran hutan gambut. Kebakaran besar terjadi tahun 1997-1998 dan 2002-2003. Sebuah studi dari European Space Agency mengemukakakan bahwa hutan gambut memiliki potensi sebagai penyerap karbon planet. 
Kebakaran pada tahun 1997-1998 telah melepaskan hungga 2.5 miliar ton karbon, dan kebakaran tahun 2002-2003 telah melepaskan antara 200 juta hingga 1 miliar ton karbon, ke atmosfer. Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan berperan besar dalam proses pengeringan hutan gambut yang menyebabkan karbon terlepas dari lahan gambut. Penyelamatan hutan gambut diketahui dapat mencegah terlepasnya karbon lebih banyak per satuan luas dibandingkan usaha pencegahan deforestasi, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Indonesia memiliki 50% hutan gambut di wilayah tropis dan 10% hutan gambut dunia.
 
Sumber:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.