Breaking News
recent

Taman Nasional Lore Lindu; Sulawesi Tengah

Unit Pelaksana Teknis
:
Balai Taman Nasional Lore Lindu
Propinsi
:
Sulawesi Tengah
Kabupaten
:
Donggala dan Sigi
Luas (Hektar)
:
217.991,98
No. SK
:
Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 646/Kpts-II/1999
Tanggal SK
:
23 Juni 1999
KEADAAN FISIK KAWASAN
Secara Administratif pemerintahan, Taman Nasional Lore Lindu teletak di wilayah Kabupaten Donggala dan Sigi. Taman Nasional Lore Lindu terletak di sekitar pertemuan lempengan benua yang membentuk pulau sulawesi. Efek dan benturan lempengan yang membentuk kawasan Taman Nasional ini sehingga merupakan pertemuan flora dan fauna dari masing-masing lempengan.
Akibat dari adanya penyatuan lempeng tersebut, tidak mengherankan jika di Taman Nasional Lore Lindu banyak terdapat lipatan dan perubahan bentuk serta massa daratan sejak pulau ini terbentuk pertama kali.
Keadaan tanah di Taman Nasional Lore Lindu bervariasi, yang belum berkembang (entisol), sedang berkembang (inseptisol) hingga yang sudah berkembang (alfisol) dan sebagian kecil (ultisol).
Kalau dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja, Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²)dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610 meter di atas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%). 
POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem;

  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai:-
Flora; 
Identifikasi sementara di kawasan ini yaitu: Eucalyptus deglupta, Pterospermum celebicum, Cananga odorata, Gnetum gnemon, Castanopsis argentea, Agathis philippinensis, Philoclados hypophyllus, tumbuhan obat, dan rotan.
Secara umum, hutan Taman Nasional Lore Lindu dibagi kedalam 3 tipe hutan utama, sebagai berikut:
Hutan Dataran Rendah (Lowland Forest); tipe hutan ini berada pada kawasan hutan dengan ketinggian dibawah 1.000 mdpl. Jenis tumbuhan yang dapat ditemui di kawasan ini, antara lain: Rotan (Callamus spp.), Beringin ((Ficus spp.), pohon raksasa Leda (Eucalyptus deglupta), Aren penghasib bahan gula (Arenga pinnata), Kepayang (Pangium edule)sertajenis Artoca,pusspp. yang kulitnya biasa digunakan sebagai bahan pembuat pakaian kulit potion (dalam bahasa bokab : fuya).
Hutan Pegunungan Rendah; Pada ketinggian antara 1.000 s/d 1.500 mdpl dapat dijumpai tipe hutan pegunungan bawah. Di kawasan ini pohon tumbuh lebih pendek dengan diameter yang lebih kecil. Jenis flora yang tumbuh di kawasan ini, antara lain : Berbagai Epiphyte termasuk 88 spesies anggrek yang tebah diketahui, jenis pakis yaitu Asplenium sp. dan Platycerium sp., terdapat juga Pohon Uru dan Damar (Agat his dammara).
Hutan Kayu Alpin; tipe hutan ini terdapat pada ketinggian diatas 2.000 mdpl. Daun-daun tumbuh kecil. Lumut tumbuh tersebar menutupi Iantai hutan. Kabut menjaga udara tetap lembab. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan pencucian hara tanah (Nitrogen), sehingga kesuburan tanah berkurang. Spesies kantung Semar (Nepenthes sp.) Mendapat tambahan nutnsi dengan menjebak serangga yang masuk kedalam bunganya.
Hutan Sekunder; Selain tiga tipe utama di atas, terdapat pula hutan sekunder, yaitu hutan yang telah pernah dibersihkan untuk perladangan berpindah, kemudian ditumbuhi vegetasi sekunder, seperti Cemara (Casuarina sumatrana) serta tegakan campuran antara Wanga (Figafetta filans) dan Leda (Eucalyptus deglupta).
Berikut rincian flora di kawasan konservasi ini:
Endemik: -
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna;
Identifikasi sementara di kawasan ini yaitu: 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis reptilia, dan 19 jenis amfibia. Lebih dari 50 persen satwa yang terdapat di kawasan ini merupakan endemik Sulawesi diantaranya Anoa (Bubalus depressicomis dan Bubalus quarlessi), kera tonkean (Macaca tonkeana tonkeana), babi rusa (Babyrousa babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius diannae dan T. pumilus), kuskus (Ailurops ursinus furvus dan Strigocuscus celebensis callenfelsi), maleo (Macrocephalon maleo), katak Sulawesi (Bufo celebensis), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), tikus Sulawesi (Rattus celebensis), kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), ular emas (Elaphe erythrura), Cifet (Macrogalidia musschenbroeckii), Palanger Sulawesi (Phalanger celebencis), dan ikan endemik yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus sarasinorum) serta Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here
Location:



koordinat: -1.4749449,119.9087907
Sumber:
Download:
  • -
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.