Breaking News
recent

Suaka Margasatwa Paliyan; Yogjakarta

Unit Pelaksana Teknis
:
BKSDA Yogjakarta
Propinsi
:
Yogjakarta
Kabupaten
:
Gunung Kidul
Luas (Hektar)
:
434,60
No. SK
:
Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 171/Kpts-II/2000
Tanggal SK
:
-
KEADAAN FISIK KAWASAN
Secara administrasi pemerintahan, Suaka Margasatwa Paliyan terletak di antara Kecamatan Paliyan dan Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul.
Topografi kawasan berupa perbukitan karst dengan lapisan tanah yang tipis, memiliki kelerengan diatas 40 % serta pada ketinggian antar 100 – 300 m dpl.
Mengacu pada hasil penelitian Van Bemmelen (1970), daerah Suaka Margasatwa Paliyan tercakup dalam kategori Gunung Sewu (Pegunungan Seribu). Formasi Gunung Sewu mencakup wilayah Kecamatan Panggang, Paliyan, Saptosari, Tepus, Semanu bagian Selatan, Ponjong bagian Tenggara, dan Kecamatan Rongkop. Gunung Sewu ini membujur ke Timur hingga wilayah Kecamatan Eromoko di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Secara geomorfologik daerah ini disebut dengan topografi karst dengan penciri bukit kerucut, telaga, goa, sungai bawah tanah, dan lain sebagainya.
Ekosistem karst SM. Paliyan merupakan ekosistem yang unik ditinjau dari aspek fisik, biotik dan sosial masyarakatnya. Keunikan bentang alam karst ditandai oleh ciri-ciri spesifik yang ada seperti ciri permukaan (lembah kering, telaga, pola aliran yang masuk dalam tanah) dan ciri bawah permukaan seperti (sungai bawah tanah, goa, dan ornamennya serta kehidupan yang ada). Bentang alam karst dapat berkembang dengan baik oleh kerja proses solusi di bawah kontorl iklim. Aspek iklim sangat menentukan pembentukan ekosistem karst. Karakteristik hujan, temperatur, kelembaban mempengaruhi laju prose solusi yang bekerja pada batuan yang bersifat mudah terlarut (soluble rock). Proses solusional dapat disebabkan oleh : air hujan, aliran permukaan, perkolasi, aliran sungai bawah tanah dan kerja ombak. Dari aspek hidrologis air permukaan terdapat pada dolin, uvala, dan polye, sedangkan air tanah terkontrol oleh sistem goa dan sungai bawah tanah. Patahan dan sistem rekahan dapat menghasilkan mata air.
POTENSI BIOTIK KAWASAN 
Ekosistem;
  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai: -
Flora
Dari 6 petak yang ada hampir sudah tidak ada tanaman kayu-kayunya, hanya petak 136, 137 dan 138 atau sekitar 3,25% dari total kawasan SM yan terdapat beberapa tanaman tinggal dalam tingkatan hidup sapling (sapihan), poles (tiang) dan beberapa trees (pohon) dengan kondisi yang juga tidak lebih sehat dengan kondisi normal. Jenis pohon yang ada terdiri dar Jati dan Sono Keling.
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
 
Fauna
Satwa utama kawasan SM. Paliyan adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Persebarannya sekarang ada di hutan rakyat atau pekarangan penduduk. Populasi satwa ini menurut pengamatan yang telah dilakukan masuk dalam kategori tinggi dan sering menimbulkan gangguan berupa kerusakan tanaman penduduk terutama pada saat musim kemarau.
Burung mempunyai peranan penting dalam proses suksesi ekosistem dan keanekaragaman jenis burung dipakai sebagai indikator ekologi dalam proses suksesi di SM Paliyan yang saat ini dapat dikatakan sebagai kawasan dalam proses suksesi awal (early stage successional forest).
Di kawasan SM. Paliyan dirtemukan 20 spesies burung yang tergabung dalam 14 famili, terbagai dalam 5 jenis frugivorous-insectivorous. 12 jenis insectivorous, 2 spesies nectarinivorous dan 1 jenis carnvorous. Terdapat 1 jenis burung yang termasuk kategori vulnerable berdasarkan status IUCN, yaitu Butbut (Centopus nigrorufus) dan yang lainnya termasuk kategori tidak terancam secara global. Adapun jenis-jenis burung yang mempunyai kepadatan populasi tertinggi yaitu : Kutilang (14,6 individu/ha), Pentet/Bntet Kelabu (10,8 individu/ha), Olive Backed Sunbird (5 individu/ha) dan Tekukur dengan kepadatan 4,7 individu/ha.
Untuk jenis serangga, pada semua lokasi di SM. Paliyan Formicidae (semut) merupakan taksa yang dominan. Presentase Formicidae berkisar antara 46 – 86 % dari total serangga. Jumlah taksa Carabidae yang tertangakap di SM. Paliyan pada tegakan jati lebih besar dibandingkan dengan pada tanah terbuka. Fungsi semut dalam ekosistem bermacam-macam ada yang berfungsi sebagai predator, scavenger, decomposer dan pemakan tumbuhan. Sedangkan famili Carabidae banyak hidup di tanah, pada siang hari berlindung dan aktif pada malam hari. Baik larva maupun dewasa semuanya berfungsi sebagai predator, terutama pada larva dan pupa lepidoptera, sedikit yang berfungsi sebagai pemakan tanaman. Selain itu di kawasan SM. Paliyan untuk taksa Isoptera (rayap) jumlah individunya sangat tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya tonggak-tonggak kayu yang juga merupakan sumber makanan dan breeding site bagi taksa Isoptera. Serangga predator yang banyak terdapat juga di SM. Paliyan adalah famili Staphylinidae. Habitat serangga ini adalah seresah hutan, rekahan kulit pohon dan ada yang bersifat parisitik.
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here  
Location:


koordinat: -8.0298316,110.2424033
Sumber: 

Pdf:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.