Administrasi Pemerintahan:
Kabupaten Samousir-Kabupaten Simalungun-Kabupaten Toba Samousir-Kabupaten Humbang Hasundutan-Kabupaten Dairi-Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Bentuk:
supervulkan
Ketinggian:
2,157 meter (7,077 ft)
Letusan Terakhir(Volcanic Explosivity Index):
72.000 SM
Kabupaten Samousir-Kabupaten Simalungun-Kabupaten Toba Samousir-Kabupaten Humbang Hasundutan-Kabupaten Dairi-Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Bentuk:
supervulkan
Ketinggian:
2,157 meter (7,077 ft)
Letusan Terakhir(Volcanic Explosivity Index):
72.000 SM
Kondisi Fisik:
Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan ≥ 200 mm/bulan) berturut-turut pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering (Curah Hujan≤ 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan C.
Danau Toba berukuran maksimal 100 km x 
31 km dengan titik terdalam 529 meter di sebelah utara dekat Haranggaol.
 Perairan Toba mempunyai luas 1.130 km2, tidak termasuk Pulau Samosir 
seluas 647 km2 dan pulau-pulau kecil lainnya. Tebing-tebing curam 
setinggi 400-1.220 m mengelilingi Danau Toba. Tebing-tebing curam ini 
diyakini merupakan bidang sesar saat terjadi pembentukan kawah volkanik 
Toba akibat runtuhan.
Danau Toba mendapatkan airnya dari 
sungaisungai berukuran menengah dan kecil dengan luas wilayah aliran 
(catchment area) sebesar 3.700 km2. Di samping itu, air berasal dari air
 hujan dengan curah hujan rata-rata 2.264 mm/tahun. Pengeluaran air dari
 Danau Toba terjadi di bagian selatannya melalui Sungai Asahan. 
Fluktuasi muka danau saat ini adalah 1,5 m, tingkat keasaman air pH 7,0 –
 8,4, tingkat penguapan 15,8 cm/tahun, suhu air 25,6'C dan suhu udara 
19,1-21,2'C (Hehanusa, 2000).
Ketinggian air Danau Toba saat ini 905 
meter, tetapi sebelumnya diyakini pernah mencapai 1.150 m. Surutnya air 
danau karena air danau memotong lembah baru yang tersusun dari tuf di 
bagian selatan danau dan bersatu dengan lembah Sungai Asahan (van 
Bemmelen, 1949).
Pulau Samosir terletak di dalam Danau 
Toba. Pulau ini bukan gunung api yang tumbuh di dalam kawah volkanik 
seperti banyak ditemukan di kawah volkanik lainnya, tetapi bagian puncak
 Gunung api Toba yang ikut runtuh ke dalam kawah ketika terjadi 
pembentukan kawah Toba, kemudian terangkat kembali (resurgent cauldron).
Iklim:Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan ≥ 200 mm/bulan) berturut-turut pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering (Curah Hujan≤ 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan C.
Keterangan Pendukung:
Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.
Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA,
 letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari 
jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. 
Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Kegiatan magmatik dan volkanik Toba 
setelah letusan katastrofik sekitar 74.000 tahun lalu (postvulkanismus) 
masih terjadi, bahkan sampai sekarang. Leleran lava andesit hipersten 
yang merupakan mineral dominan di lava andesit ini, terjadi di sesar 
sebelah barat daya Toba, membentuk kerucut volkanik Pusukbuhit, yang 
sebagian lavanya tersilisifikasi oleh proses hembusan gas belerang 
solfatara.
Semburan air panas (fumarola) dan gas 
belerang (solfatara) di wilayah Pangururan di dekat Pusukbuhit adalah 
juga gejala volkanisme pasca-Toba. Gejala volkanik pasca-Toba yang lain 
adalah pembentukan gunung-gunung dasitik-andesitik yang banyak terjadi 
berhubungan dengan sesar-sesar akibat runtuhan Toba, yaitu 
kerucut-kerucut volkanik Singgalang (1.865 m), Tandukbenua, juga 
beberapa gunung api aktif sekitar 30-40 km di sebelah utara Danau Toba 
yaitu Sinabung (2.460 m) dan Sibayak (2.094 m). Gunung-gunung api ini 
belum mati sama-sekali, masih terjadi aktivitas pasca-volkanik pada 
gununggunung ini.
Kawasan Konservasi :
TN Gunung Leuser; TWA Sicike-cike; TWA Sijaba Hutaginjang; SM Siranggas; SM Dolok Saut Surungan; CA Batu Gajah; CA Dolok Tinggi Raja; CA Dolok Sipirok; CA Dolok Saut; CA Mertelu Purba;    
Comments
Post a Comment