Breaking News
recent

Taman Wisata Alam (Laut) Gugus Pulau Teluk Maumere; Nusa Tenggara Timur

Unit Pelaksana Teknis
:
BKSDA Nusa Tenggara Timur
Propinsi
:
Nusa Tenggara Timur
Kabupaten
:
Sikka
Luas (Hektar)
:
±59.450
No. SK
:
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/87  
Tanggal SK
:
21 April 1987
KEADAAN FISIK KAWASAN
Taman Wisata Laut Gugus Pulau Teluk Maumere terletak di kawasan utara Pulau Flores dan berbatasan dengan Laut Flores. Secara administrasi pemerintahan, kawasan ini termasuk ke dalam 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kewapante, Kecamatan Maumere dan Kecamatan Talibura di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Iklim di Kabupaten Sikka adalah iklim kering yang dipengaruhi oleh angin Muson, dengan musim hujan yang pendek, yang jatuh pada sekitar bulan Nopember hingga bulan Mei. Wilayah Kabupaten Sikka mempunyai curah hujan per tahun berkisar antara 1.000 mm– 1.500 mm, dengan jumlah hari hujan sebesar 60-120 hari per tahun. Pada akhir tahun 2009 musim penghujan datang tidak menentu berkisar antara bulan September. Kondisi ini dipengaruhi perubahan iklim global yang berdampak periode atau musim hujan dan kemarau yang sulit untuk diprediksi dan fenomena musim hujan dan musim kemarau yang ekstrim.
Kisaran suhu di Kabupaten Sikka antara 27°C-29°C, pada musim panas maksimum 29,7°C dan pada musim hujan minimum 23,8°C atau rata-rata 27,2°C dengan panjang hari ± 12 jam. Kelembaban udara rata-rata 85,5 % per tahun, kelembaban nisbi 74- 86%. Kecepatan angin rata-rata 12–20 knots (RTRW Kabuapten Sikka 2011-2030).
Iklim di wilayah Maumere termasuk semi arid, musim panas biasanya berlangsung 7 hingga 8 bulan, yaitu antara bulan April s/d Mei dan antara bulan Oktober s/d November) dan musim hujan kurang lebih selama 5 bulan, yaitu antara bulan November s/d Desember dan antara bulan Maret s/d April. Pola iklim ini dikendalikan oleh pola angin moonson yang berasal dari tenggara yang relatif kering dan dari arah barat laut yang membawa banyak uap air.
Kondisi iklim demikian mempengaruhi pola pertanian yang hanya melakukan kegiatan pada musim hujan. Hal demikian juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pertanian yang rata-rata kurang dari 5 jam per minggunya akibat waktu bertani yang hanya dilakukan selama 4-5 bulan setahun. Curah hujan untuk saat ini juga dipengaruhi perubahan iklim global yang berdampak periode atau musim hujan dan kemarau yang sulit untuk diprediksi dan fenomena musim hujan dan musim kemarau yang ekstrim. Akibat dari perubahan iklim ini adalah kekeringan, gagal tanam, gagal panen dan gangguan hama dan penyakit yang serius.

POTENSI BIOTIK KAWASAN 
Ekosistem;

  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai:-
Flora;
TWL Teluk Maumere terdiri dari sebanyak 16 (enam belas) spesies yang terbagi dalam 8 (delapan) famili dengan 9 spesies diantaranya termasuk mangrove sejati (komponen utama), 4 spesies termasuk komponen tambahan mangrove dan 3 spesies termasuk dalam asosiasi mangrove. Jenis tersebut antara lain Soneratia alba, Rhisophora apiculata, Pemphis acidula, dan Avicenia lanata.
Spesies Lamun yang dapat ditemui di wilayah TWL Gugus Pulau Teluk Maumere sebanyak 8 spesies yaitu: Enhalus acoroides, Halophilla ovalis, Halophila decipiens, Thalasia hempricii (dari suku Hydrocharitaceae), Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, Cymodocea serrulata, dan Thalasia hemprichi (dari suku Potamogetonaceae) (BBKSDA NTT 2010). 
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna; 
Dari 179 spesies ikan karang yang ditemukan di 26 desa Coremap, tercatat 7 spesies yang memiliki total populasi lebih dari 1000 individu, yaitu Pseudanthias hutchie 9.506 individu, Chromis ternatensis 5.757 individu, Pterocaesio lativittata 1.946 individu, Ctenochaetus striatus 1.207 individu, Pterocaesio tile 1.180 individu, Chromis xanthura 1.048 individu. 32 spesies ikan yang jarang ditemukan atau jumlahnya kurang dari 10 individu antara lain adalah Pterogogus guttatus, Aulostomus hinensis, Echensis naucrates, Carangoides plagiotaenia, Acathurus pyroferus.
Kelompok ikan dengan jumlah individu dalam satu famili yang terbanyak ditemukan pada ekosistem terumbu karang di Kabupaten Sikka ini adalah Pomacentridae (Damshelfish : ikan betok), Serranidae (Anthias), Caesionidae (Fussiliers), dan Acanthuridae (Surgeonfish). Distribusi kelimpahan ikan karang pada kedalaman 3 m memiliki kelimpahan yang lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman 10 m.
Sebagian besar merupakan ikan mayor disamping ikan indikator dan ikan target. Distribusi ikan mayor terkonsentrasi pada kedalaman 3 m. Ikan-ikan target tersebar pada berbagai habitat terumbu karang yang lebih dalam. Pada terumbu karang yang dangkal lebih didominasi oleh ikan-ikan mayor terutama family Pomacentridae (betok laut) (Coremap, 2009). 
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here  
Location:


koordinat: -8.6208215,122.1376651
Sumber:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.