Breaking News
recent

Taman Wisata Alam Ruteng; Nusa Tenggara Timur

Unit Pelaksana Teknis
:
BKSDA Nusa Tenggara Timur
Propinsi
:
Nusa Tenggara Timur
Kabupaten
:
Manggarai
Luas (Hektar)
:
32.248,60
No. SK
:
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 456/Kpts-II/93
Tanggal SK
:
-
KEADAAN FISIK KAWASAN
Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng secara administratif berada di Pulau Flores tepatnya di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan puslitbang tanah LIPI (1994) dalam Elisa (2007), kawasan TWA Ruteng merupakan daerah jajaran pegunungan yang dikenal sebagai pegunungan Ruteng. Jajaran pegunungan Ruteng terdiri atas tujuh puncak gunung, yaitu Ranamese dengan ketinggian 1.790 m dpl, Poco Nembu 2.030 m dpl, Poco Mandosawu 2.350 m dpl, Poco Ranaka 2.140 m dpl, Poco Leda 1.990 m dpl, Ponte Nao 1.920 m dpl, Golocurunumbeng 1.800 m dpl. Sebagian besar kawasan TWA Ruteng merupakan daerah dengan ketinggian di atas 1.000 m dpl dengan keadaan topografi bergelombang, terjal dan tidak rata, dan memiliki kecuraman lebih dari 40%.
Berdasarkan data BMG Kabupaten Manggarai (2007) dalam Elisa (2007), tercanum bahwa TWA Ruteng dan sekitarnya termasuk dalam tipe iklim B atau tergolong dalam iklim basah menurut klasifikasi schmit dan ferguson. Curah hujan rata-rata 3.339,8 mm/tahun dengan hari hujan sebanyak 174. Bulan kering selama 3 bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm/bulan dan bulan basah selama 9 bulan dengan curah hujan diatas 100 mm/bulan. Bulan-bulan basah yaitu bulan September sampai dengan Mei dan bulan kering dari Juni sampai dengan Agustus. Suhu rata-rata minimum 18,4'C pada bulan Juli dan tertinggi 20,9'C pada bulan Desember.

POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem;

  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai:-
Flora;
Pada hutan dataran rendah, jenis pohon yang dominan adalah Lale (Arocarpus elasticus) dari famili Moraceae, Damu (Elaeocarpus floribundus) dari famili Elaeocarpaceae, Nter (Artera litoralis) dari famili Sapindaceae, Kenti (Leptospermum flavescens) dari famili Myrtaceae dan Perpadang (Itea macrophylla) dari famili Saxifragaceae. Jenis tumbuhan bawah yang tercatat pada hutan dataran rendah didominasi oleh Legi (Paspalum conyugata) dari famili Poaceae dan Lawerata (Lee rubra) dari famili Vitaceae.
Jenis-jenis pohon penyusun utama pada tipe hutan sub pegunungan diantaranya Kusu (Litsea velutina) dan Welu (Litsea sp.) dari famili Lauraceae; Kolong (Eugenia laxiflora), Kenti (Leptospermum flavescens), Mpuing (Decaspermum fructicosum), Ampupu (Eucalyptus urophylla) dan Lokom (Syzygium sp.) dari famili Myrtaceae. Tumbuhan bawah yang dominan antara lain Panicum caudiglume (Poaceae) dan Cyperus tenuiculmis (Cyperaceae). Selain tumbuhan bawah, juga ditemukan berbagai jenis tumbuhan anggrek antara lain Dendrobium hymenophyllum, Vanda limbita, Phalidota imbricata, Spathoglottis plicata, Liparia latifolia, Paphiopedilum schoseri (anggrek kantung semar).
Pada tipe hutan pegunungan, jenis pohon yang mendominasi adalah Kenda (Prunus arborea) dari famili Rosaceae, Mpuing (Decaspermum fruticosum) dari famili Myrtaceae, Welu (Litsea sp.) dari famili Lauraceae, Ketang (Planchonella obovata) dari famili Sapotaceae, Lokom (Syzygium sp.) dari famili Myrtaceae dan Ruu (Podocarpus imbricatus) dari famili Podocarpaceae.
Elisa Iswandono (2007) menemukan 69 jenis tumbuhan di dalam hutan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Jenis tumbuhan obat yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TWA Ruteng diantaranya Loi (Alstonia spectabilis) dan Tambar (Tinospora crispa) untuk penyakit malaria, Cepang (Caesalpinia sappan) untuk mencuci buah pinggang, Sensus (Eupatorium inulifolium) untuk mengobati luka baru, Renggong (Emilia sonchifolia) untuk mengobati lever, mene (Vernonia cinerea) untuk mengobati sakit perut dan Tepotai (Geniostoma rupestre) untuk mengobati kepala pusing.
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here 
Fauna;
Berdasarkan hasil penelitian IPB (1999), ditemukan 64 jenis burung dimana 4 (empat) jenis diantaranya merupakan jenis endemik Flores yaitu Po (Otus alfredi), Ngkeling koe (Loriculus flosculus), Monar (Munarcha sacerdotum) dan Ka (Corvus florensis). Jenis mamalia yang ditemukan di TWA Ruteng antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), landak (Hystrix brachyura), Motang/babi hutan (Sus scrofa), Kalong (Pteropus vampyrus), Betu (Papagomys armandvillei) dan Musang (Paradoxurus hermaphroditus). Diantara mamalia tersebut, Betu (Papagomys armandvillei) yang merupakan khas dan endemik di TWA Ruteng. Sedangkan untuk jenis reptilia, jenis-jenis yang ditemukan antara lain Cicak terbang (Draco volans), Cicak (Cosymbotus olatyurus), Kadal (Mabuia multifasciata), Ular coklat dan biawak (Varanus salvator).
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here  
Location:


koordinat: -8.6143435,120.3964611
Sumber:

Pdf:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.