Breaking News
recent

Taman Wisata Alam Gunung Gamping; Yogjakarta

Unit Pelaksana Teknis
:
BKSDA Yogjakarta
Propinsi
:
Yogjakarta
Kabupaten
:
Sleman
Luas (Hektar)
:
0,015
No. SK
:
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 562/Kpts/Um/7/1982
Tanggal SK
:
21 Juli 1982
KEADAAN FISIK KAWASAN
TWA Gunung Gamping ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 562/Kpts/Um/7/1982, tanggal 21 Juli 1982 dengan luas 0,015 hektar sebagai cagar alam, sedangkan sebagai taman wisata alam seluas 1.102 hektar, terletak di sebelah Barat Kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Ambar Ketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I.Yogyakarta.
Dalam kawasan ini terdapat sisa endapan batu gamping zaman Eosin yang telah berumur 50 juta tahun. Merupakan batu gamping yang langka, berukuran sekitar 3 m x 5 m dengan tinggi 15 m. Pada batuan tersebut tak ubahnya seperti karang laut, terdapat sisa-sisa fosil ikan maupun biota laut lainnya, berupa guratan dan warna-warna khas yang tertera pada batu kapur tersebut. Berdasarkan penelitian, batu tersebut memiliki kandungan kapur yang berkualitas baik.
Di sekitar kawasan CA juga terdapat sisa peninggalan sejarah berupa tembok kuno bekas pesanggrahan Ambar Ketawang yang merupakan tempat tinggal sementara Pangeran Hamengku Buwono I bersemayam. Merupakan cikal bakal berdirinya Kraton Yogyakarta Hadiningrat yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar dengan Sampeyan Dalem Ingkang Susuhunan Kanjeng Sultan Hamengku Buwobo I. Dari tempat inilah tokoh Pangeran Mangkubumi pernah bermukim dalam mempersiapkan untuk membangun Keraton Yogyakarta. Sedangkan di sebelah selatan terdapat bangunan kuno yang dikenal dengan nama Kestalan, yang pada zamannya tempat ini dipergunakan sebagai kandang Kuda, di bagian Barat terdapat sisa tembok kuno yang dikenal dengan Kademangan, konon cerita tempat ini sebagai tempat tinggal seorang Demang.
Dalam kawasan ini terdapat arboretum yang ditanami dengan berbagai tanaman pelindung guna keasrian lingkungan sekitar cagar alam dan taman wisata alam, antara lain tanaman langka yaitu pohon Kepel.

POTENSI BIOTIK KAWASAN
Potensi yang menonjol dalam kawasan ini berupa budaya hasil peninggalan sejarah. Baik yang berupa batu gamping dari zaman Eosin maupun sisa-sisa bangunan milik Keraton Yogyakarta, serta upacara adat tradisional secara turun temurun. Sementara potensi flora dan fauna hanya beberapa jenis yang masih terlihat dalam kawasan tersebut,  karena letaknya yang tidak jauh dari kota dan keramaian. 
Ekosistem;
  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai: -
Flora
jenis tumbuhan yang ada merupakan hasil dari kegiatan penghijauan/rehabilitasi lingkungan oleh UPT yang berkaitan dengan berbagai tanaman kehutanan maupun tanaman langka serta tumpangsari dan obat-obatan. 
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna
Untuk jenis satwa yang masih terlihat dalam kawasan ini adalah jenis burung, seperti Kepodang, Tekukur, Perkutut, Kutilang, Pipit, Burung Madu dan terkadang masih terlihat Elang Bido.
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here  
Location:


koordinat: -7.8047383,110.2500226
Sumber: 

Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.