Breaking News
recent

Taman Nasional (laut) Pulau Siberut; Sumatera Barat

Unit Pelaksana Teknis
:
Balai Taman Nasional Siberut
Propinsi
:
Sumatra Barat
Kabupaten
:
Kepulauan Mentawai
Luas (Hektar)
:
190.500
No. SK
:
Kepmen Menhut No. 407/Kpts-II/1993
Tanggal SK
:
8 Oktober 1993
KEADAAN FISIK KAWASAN
Konservasi di Pulau Siberut telah dimulai pada tahun 1976 dengan ditetapkannya kawasan Suaka Margasatwa Teitei Batti dengan luas 6.500 ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 670/Kws/Um/10/1976 tanggal 25 Oktober 1976.
Pada tahun 1979 kawasan Suaka Margasatwa Teitei Batti diperluas menjadi 56.500 ha dan diubah statusnya menjadi suaka alam sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 758/Kws/Um/12/1978 tanggal 5 Desember 1978.
Melalui Program Man and Biosphere (MAB) pada tahun 1981 United Nations Educational Scientifik and Cultural Organization (UNESCO) Pulau Siberut ditetapkan sebagai Cagar Biosfir di Indonesia.
Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 623/Kpts/Um/8/1982 tanggal 23 Agustus 1982 ditunjuk pula kawasan suaka alam di Pulau Siberut seluas 50.000 ha di bagian selatan.
Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 407/Kpts-II/1993 ditetapkan Taman Nasional Siberut dengan luas 190.500 yang merupakan gabungan dari kawasan suaka alam (132.900 ha), hutan lindung (3.500 ha), hutan produksi terbatas (36.600 ha) dan hutan produksi tetap (36.600 ha).

POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem;
  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai: -
Flora; 
Diperkirakan 15 % tumbuhan di Siberut merupakan spesies endemik. Diantaranya yang telah ditemukan adalah sebanyak 6 species tumbuhan endemik yaitu : Mesua cathairinae (Clusiaceae), Diospyros brevicalyx (Ebenaceae), Aporusa quadrangularis (Euphorbiaceae), Baccaurea dulcis (Euphorbiaceae), Drypetes subsymmetrica (Euphorbiaceae) dan Horsfieldia macrothyrsa (Myristicaceae).
Beberapa species tumbuhan telah berevolusi membentuk ciri-ciri khas morfologi yang tidak biasa. Misalnya Xanthophyllum villarii (Rubiaceae) yang luar biasa tingginya di Siberut, Species ini dikenal hanya ada di Filipina. Chloranthus officinalis (Chloranthaceae) tumbuh sangat besar jika dibandingkan dengan masing-masing species ini di daerah lain. Phaeomeria minor (Zyngiberaceae) mempunyai ukuran terkecil di genusnya.
LIPI (1995) telah berhasil mencatat sekitar 846 species, 390 genus dan 131 famili dari kelompok pohon, semak belukar, herba, liana dan ephypit. Teridentifikasi pula 18 species pakis dan 5 species lumut dan jamur. Famili terpenting adalah Euphorbiaceae (24 genus, 100 species), Orchidaceae (41 genus, 67 species), Rubiaceae (25 genus, 54 species) dan Lauraceae (11 genus, 39 species). Kelompok Dipterocarpaceae yang berhasil dicatat sebanyak 20 species, terdiri dari 6 species Dipterocarpus, 2 species Hopea, 8 Species Shorea dan 4 Species Vatica.
Anggrek alam yang terdapat di kawasan TNS sebanyak 25 jenis termasuk dalam 13 marga yang terdiri dari 22 jenis anggrek epifit dan 3 jenis anggrek tanah (LIPI, 2002). Anggrek yang cukup terkenal dari Siberut adalah Anggrek Bulan Putih (Phalaenopsis amabilis), bungan berwarna putih, daunnya berdaging tebal, lama berbunga 3-4 bulan dengan jumlah kuntum 7-15 dalam satu tangkai. Anggrek-anggrek lain yang dapat ditemukan adalah Coelogyne incrasata, Eria nutans, Dendrobium paphyllum dll.
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini: 
Endemik: -...?
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna;
1. Primata: Hylobates klossii (Bilou atau Siamang Kerdil), Presbytis potenziani (Joja atau Lutung Mentawai), Simias concolor (simakobu), Macaca pagensis (Bokkoi atau Beruk Mentawai).
2. Mamalia: Terdapat sekitar 28 species mamalia, 65 % diantaranya bersifat endemik pada tingkat genus, species dan subspecies. Diantara 28 species mamalia tersebut, kelompok primata menjadi perhatian utama karena empat jenis primata yang ada di Mentawai bersifat endemik. Ditemukan sebanyak 7 species tupai, 5 species diantaranya bersifat endemik yaitu : Callosciurus melanogster, Sundasciurus fraterculus, Lariscus obscurus, Iomys sipora dan Hylopetes sipora.
Tiga species tikus di Siberut adalah subspecies endemik dari kepulauan Mentawai yaitu Rattus tiamonicus mentawi (biasa didapati di rumah-rumah dan tepi hutan), Rattus surifer pagensis (hidup di hutan primer, tubuh berwarna-warni dan sekitar leher berwarna coklat, punggung hitam, perut putih dan kedua belah sisi tungging dan paha berwarna kuning tua), Ratus sabanus siporanus (dijumpai di hutan primer berwarna hitam pada bagian atas dan putih sebelah bawah).
Siberut hanya mempunyai tiga carnivora, dua species dari musang bersifat endemik pada tingkat subspecies dan satu species berang-berang (Aonyx cinerea). Musang yang hidup di Siberut sangat berbeda dibanding musang yang umum dijumpai di Sumatera. Tidak ada satupun ciri-ciri dijumpai pada musang yang hidup di Siberut sehingga disebut sebagai musang primitif. Dua species musang tersebut adalah : Paradoxurus hermaproditus siberu dan Hemigalus derbyanus sipora.
Mamalia terbesar yang hidup di Siberut adalah Rusa Sambar (Cervus unicolor oceanus). Binatang ini sering diburu jika berada di sekitar desa atau diburu dengan menggunakan jerat di hutan.
Mamalia laut yang ada di perairan Pulau Siberut terdiri dari ikan paus , lumba-lumba berbintik (Stenella longirostris, Delphinus sp dan Grampus sp) yang sering terlihat di sekitar pantai timur Siberut dan ikan duyung (Dugong-dugon) yang sudah sangat jarang dijumpai di perairan pantai timur.
3. Burung: Di Pulau Siberut banyak terdapat jenis burung dari 106 jumlah burung yang ada, 13 jenis (12%) diantaranya termasuk endemik pada tingkat subspecies. Satu-satunya jenis burung endemik di pulau ini adalah Celepuk Mentawai (Otus Mentawai). Hasil inventarisasi Balai TN Siberut (2000) tercatat 134 jenis burung di Siberut.
Burung-burung tersebut menempati stratifikasi profil hutan, dimana penghuni pohon tajuk utama (> 25 m) antara lain burung rangkong, elang, gagak, beo dll. Penghuni tajuk pertengahan (10-25 m) dihuni burung punai, kutilang, srigunting dll. Pada tajuk bawah (4-10 m) dihuni burung-burung madu, murai, bubut dll. Burung yang banyak diperdagangkan adalah burung beo (Gracula religiosa batuensis) dan murai batu.
4. Reptil-Amphibi-Ikan: Menurut tulisan A. Whitten, J. Dring dan Mitchell (1982), terdapat 21 jenis amphibi di Pulau Siberut dan salah satunya merupakan katak jenis endemic yaitu Rana signata siberut. Sedangkan dari reftil terdapat 62 jenis dan 3 diantaranya merupakan jenis ular endemik yaitu Calamaria klossii dan Oligodon sp. dari suku Colubrinae serta Boiga nigriceps brevicauda dari suku Boiginae.
Suku-suku reftil tersebut adalah Gekkonidae / tokek 6 species, Varadinae / biawak 1 species, Scincidae / Kadal 7 species, Columbrinae / Ular 11 species, Boidae / sanca 2 species, Xenopeltidae / ular 1 species, Natricinae / Ular air 2 species, Agamidae / kadal air 8 species, Boiginae/ Ular 7 species, Elapidae / ular berbisa 2 species, Viperidae / ular berbisa 5 species, Testudinidae / kura-kura 2 species, Cheloniidae / penyu 2 species, Dermochelyidae / penyu belimbing 1 species, Crocodylidae / buaya 1 species, Homalopsinae / ular laut 1 species, Sibynophinae/ ular 1 species dan Pareinae / ular 2 species
5. Serangga: Berdasarkan hasil inventarisasi serangga oleh Balai TN Siberut tahun 1999, maka terindentifikasi 45 family yang termasuk ke dalam 11 ordo. Maka di Siberut terdapat 29,4 % ordo dan 5,9 % family serangga yang terdapat di dunia. Ordo-ordo tersebut yaitu Diptera terdiri 5 suku, Orthopterid terdiri 4 suku, Dermaptera terdiri 1 suku, Hymenoptera terdiri 5 suku, Coleoptera terdiri 11 suku, Hemiptera terdiri 4 suku, Lepidoptera terdiri 9 suku, Phasmida terdiri 1 suku, Odonata terdiri 4 suku dan Isoptera terdiri 1 suku.
Hasil inventarisasi Balai TN Siberut tahun 1999, ditemukan 12 famili kupu-kupu yang terdiri dari 45 marga dengan 60 jenis kupu-kupu. Dari jenis-jenis tersebut terdapat 1 jenis yang bersifat endemik untuk Kepulauan Mentawai yaitu Chyntia sipora dari family Nymphalidae. Saat ini kupu-kupu belum mempunyai nilai ekonomis tetapi pada era-80 banyak orang asing yang membeli kupu-kupu di masyarakat terutama orang jepang.
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here
Location:

koordinat: -1.3174838,98.3288598
Sumber: 
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.