Breaking News
recent

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan; Bengkulu-Lampung

Unit Pelaksana Teknis
:
Balai Taman Nasiona Bukit Barisan Selatan
Propinsi
:
Bengkulu dan Lampung
Kabupaten
:
Bengkulu Selatan dan Lampung Utara
Luas (Hektar)
:
356.800
No. SK
:
Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 736/Mentan/X/82
Tanggal SK
:
14 Oktober 1982
KEADAAN FISIK KAWASAN
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatra beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Warisan Dunia. Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai Cagar Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982. Pada awalnya ukuran taman adalah seluas 356.800 hektare . Tetapi luas taman saat ini yang dihitung dengan menggunakan GIS kurang-lebih sebesar 324.000 Ha.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuh puluh persen dari taman (249.552 hektare) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, dimana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektare (23% dari luas taman keseluruhan) dan berada di wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu. Sumatera Selatan juga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan provinsi.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa hutan dataran rendah di Sumatera yang terakhir kali dilindungi. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu).
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.
Geologi dan Tanah; Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menurut Peta Geologi Sumatera yang dibuat oleh Lembaga Penelitian Tanah (1965), terdiri dari Batuan Endapan (Miosin Bawah, Neogen, Paleosik Tua, Aluvium), Batuan Vulkanik (Recent, Kuatener Tua, Andesit Tua, Basa Intermediet) dan Batuan Plutonik (Batuan Asam). Batuan yang tersebar paling luas adalah Batuan Vulkanik yang berada di bagian Tengah dan Utara taman nasional.
Berdasarkan Peta Tanah yang dibuat oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1976), tanah di kawasan TN Bukit Barisan Selatan terdiri dari 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Rensina, Latosol, Podsolik Merah Kuning dan 2 jenis Andosol. Tanah yang paling luas tersebar adalah jenis Podsolik Merah Kuning yang mempunyai sifat fisik labil dan rawan erosi.
Topografi; Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung Selatan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan, sehingga memiliki topografi yang cukup bervariasi yaitu mulai datar, landai, bergelombang, berbukit-bukit curam dan bergunung-gunung dengan ketinggian berkisar antara 0 -1964 m dpl. Lereng Timurnya cukup curam sedangkan lereng Barat ke arah Samudera Hindia agak landai. Berdasarkan Peta Lereng Dan Kemampuan Tanah Provinsi Lampung, kawasan taman nasional ini merupakan daerah yang labil karena terletak pada zona sesar utama Sumatera (Zona Sesar Semangka).
Daerah berdataran rendah (0-600 m dpl) dan berbukit (600 ', '
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mempunyai potensi keragaman hayati yang sangat tinggi, hingga saat ini telah terindentifikasi 200 jenis pohon, 126 jenis anggrek, 17 jenis rotan dan 15 jenis bambu. Sedangkan kekayaan fauna kawasan ini menyimpan 83 jenis mamalia, 300 jenis burung, 59 jenis herpetofauna dan 51 jenis ikan.
Tipe ekosistem di TN Bukit Barisan Selatan, yaitu meliputi;
  • Hutan pantai meliputi kira-kira 1% dari luas kawasan (3.568 Ha),
  • Hutan hujan dataran rendah (0-500 m dpl) meliputi 45% (160.560 Ha),
  • Hutan hujan bukit (500-1000 m dpl) ± 34% (121.312 Ha),
  • Hutan hujan pegunungan bawah (60.656 Ha), dan
  • Hutan hujan pegunungan bawah (60.656 Ha).
POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem;
  • Gunung:-
  • Danau: -
  • Sungai: -
Flora: 
Secara umum teelah teridentifikasi 514 jenis pohon dan tumbuhan bawah dengan jenis dominan dari famili Dipterocarpaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, Myrtaceae, Fagaceae, Annonaceae, dan Meliaceae. Disamping itu terdapat sedikitnya 15 jenis bambu dari 5 (lima) marga, yaitu Bambussa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, dan Schizatochyum, 26 jenis rotan serta 126 jenis anggrek dari 59 genus yang beberapa diantaranya telah dibudidayakan, diantaranya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), anggrek kalung (Coelogyne dayana), dan anggrek merpati (Dendrobium crumenatum).
Dari hasil inventarisasi sebanyak 157 jenis tumbuhan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti pasak bumi (Eurycoma longifolia), dan pulai (Alstonia scholaris). Taman Nasional ini juga merupakan habitat bagi jenis-jenis tumbuhan berbunga yang unik, langka dan masih ada dalam proses evolusi, ayitu bunga rafflesia (Rafflesia sp) dan 2 (dua) jenis bunga bangkai Amorphophallus titanum dan Amorphophallus deculsilvae
Vegetasi yang umum dijumpai di lahan basah dan pesisir adalah Terminalia cattapa, Hibiscus sp, Baringtonia asiatica, Callophyllum inophyllum, Casuania sp, Pandanus sp, dan Ficus septica.
Hutan hujan dataran rendah didominasi oleh Shorea sp, Dipterocarpus sp, dan Hopea sp, dengan jenis tumbuhan bawah diantaranya Urophyllum sp, Phrynium sp, Korthalsi sp, dan Calamus sp.
Hutan hujan bukit didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Annonaceae dengan tumbuhan bawah Neolitsea cassianeforia, Psychotria rhinocerotis, Areaca sp, dan Globba pendella.
Hutan hujan pegunungan bawahnya dihuni oleh jenis-jenis dari keluarga Lauraceae, Myrtaceae, Dipterocarpaceae dan Fagaceae, seperti Magnolia sp, Quercus sp, dan Garcinia sp. Sedangkan hutan hujan pegunungan tingginya didominasi oleh Eugenia sp, dan Castanopsis sp.
Jenis-jenis sea weed ditemukan di pesisir Selatan Sumatera, seperti Sargasum gracillum, S. echinocarpum, Acanthopora specifesa, Hypnea musciformis, dan Turbinaria ornata, sementara sea weed jenis Thallasis sp hidup di sepanjang teluk Belimbing.
Kawasan taman nasional ini juga merupakan habitat penting bagi berbagai jenis tumbuhan yang memiliki pemanfaatan tardisional, seperti jenis penghasil getah damar mata kucing (Shorea javanica), damar batu (S. Ovalis), dan jelutung (Dyera costulata). Selain itu terdapat 11 flora endemik sumatera, yaitu Bacaurea multiflora, Madhuca magnifolia, Memecylon multiflorum, Drypetes subsymetrica, Drypetes simalurensis, Ryparosa multinervosa dan lain-lain.
Berikut rincian flora di wilayah konservasi ini:

Endemik: -...?
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna: 
secara umum terdapat sedikitnya 90 jenis mamalia termasuk 7 jenis primata, 322 jenis burung termasuk 9 jenis rangkong, 51 jenis ikan dan 52 jenis herpetofauna (reptil dan amfibi) hidup di kawasan ini.
Mamalia; Antara lain badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), ajag (cuon alpinus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), rusa sambar (Cervus unicolor), kancil (Tragulus javanicus), kerbau (Bubalus bubalis), tapir (Tapirus indicus), beruang madu (Helarctos malayanus) ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), cecah (Presbytis melalophos), tarsius (Tarsius bancanus), dan kalong (Pteropus vampyrus).
Burung; Antara lain kuau kerdil (Polyplectron chalcurum), pitta raksasa (Pitta caeurella), dan juga terdapat jenis burung yang dilaporkan tidak pernah ditemukan lagi sejak tahun 1916 dan saat ini dijumpai di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yaitu jenis Tokthor Sunda (Carpococyx viridis).
Reptil; Antara lain penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here
Location:


koordinat: -5.4484679,104.2115127
Sumber: 
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.