Breaking News
recent

Suaka Margasatwa Rawa Singkil; NAD

Unit Pelaksana Teknis
:
BKSDA NAD
Propinsi
:
NAD
Kabupaten
:
Aceh Singkil
Luas (Hektar)
:
102.500
No. SK
:
KepMenhut No. 166/Kpts-II/1998
Tanggal SK
:
26 Februari 1998
KEADAAN FISIK KAWASAN
Secara administrasi pemerintahan, kawasan suaka alam ini terletak di Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam.
Sampai tahun 1992, Rawa Singkil merupakan kawasan hutan rawa paling akhir yang sepenuhnya masih utuh dan masih tersisa di pantai barat Sumatera (Giesen et al., 1992).
Dari aspek hidrologis, Rawa Singkil memiliki fungsi yang penting karena merupakan bagian dari DAS Alas yang menunjang kehidupan masyarakat lokal dalam hal ketersediaan air, irigasi, pertanian dan sumber protein (Unit Manajemen Leuser, 2002).
Rawa Singkil terbentuk setelah letusan Toba sekitar 75.000 tahun yang lalu. Abu letusan ini (mungkin merupakan letusan vulkanik terbesar di dunia yang pernah terjadi) membendung Sungai Alas yang menyebabkan terbentuknya sebuah danau di tengah Lembah Alas. Selanjutnya danau tersebut terbelah oleh Bukit Barisan di dekat Muara Setulen. Limpahan endapan menyapu daerah lainnya melalui aliran sungai baru yang berakhir di cekungan laut sebelah selatan yang sekarang merupakan jalan raya antara Gelombang dan Ladang Rimba. Selama lebih dari 15.000 tahun, hutan lebat tumbuh di atas endapan dan lapisan gambut yang tebal, yang bagian dasarnya merupakan tanah liat. Lapisan gambut di seluruh rawa ini ketebalannya bervariasi di mana sekitar 68% mempunyai kedalaman sedang (antara 0,5 - 2 meter) dan 32% yang benar-benar dalam, yaitu lebih dari 2 meter (Darul et al., 1989 dalam Leuser Development Programme, 1995).
Karena struktur geomorfologinya, Rawa Singkil merupakan sebuah mosaik jenis-jenis vegetasi yang beragam. Kawasan ini memiliki kubah-kubah gambut dengan ketebalan yang bervariasi, tanggul-tanggul dan lembah-lembah alluvium, pantai bergelombang dan padang yang lembab, dataran berlumpur, serta dasar laut yang berteras-teras. Vegetasi tumbuhan yang ada merefleksikan mosaik ini dalam bentuk hutan air tawar, hutan rawa gambut, hutan rawa, hutan bakau dan hutan aliran sungai (Leuser Development Programme, 1995).

POTENSI BIOTIK KAWASAN
Ekosistem:
Gunung: -
Danau: -
Sungai: Lae Soraya
Flora
Data Dinas Kehutanan kabupaten Aceh Singkil tahun 2004 menunjukkan bahwa jenis Kayu Meranti, damar laut/semantok, Kapur, Kerwing, Lesi-lesi/Medang adalah jenis-jenis kayu yang bernilai ekonomis tinggi dan sebagian besar kayu-kayu ini berasal dari hutan di sekitar Rawa singkil.
Soerianegara (1996) juga menegasakan bahwa Hutan Rawa juga kaya akan jenis-jenis pohon bernilai ekonomi tinggi seperti Alstonia pneumatophora, Campnosperma macrophylla, Dyera lowii, Pentapadon motleyi, Elaeocarpus littoralis, Palaquium leicarpum, Shorea balangeran, Lophopethalum multinervium,dan lain-lain.
Endemik: -...?
Lumut ===> click here
Rumput ===> click here
Paku-pakuan ===> click here
Semak ===> click here
Berkayu ===> click here
Mangrove ===> click here
Fauna
Setidaknya tiga spesies satwa Sumatra Endemik dan terancam punah dapat ditemukan di kawasan ini. Yaitu, Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) (van Schaik, 1999) (Whitten et al., 2000).
Primata lain yang dapat ditemui di kawasan Suaka Marga satwa Rawa Singkil antara lain: beruk (Macaca nemestrina), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Gibbon (Hylobates sp) dan siamang (Symphalangus sp). Sedangkan jenis mamalia lainnya yang juga dapat ditemui di kawasan hutan Rawa Singkil antara lain rusa (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak) dan babi hutan (Sus scrofa). Beruang madu juga mungkin masih bisa ditemui di beberapa hutan rawa, meskipun mungkin populasinya tidak sepadat dulu lagi (van Schaik, 1999).
Sementara itu, hasil penelitian Wetland International-Indonesia Program menunjukkan bahwa rawa Singkil merupakan habitat bagi lebih kurang 40 spesies burung. Beberapa spesies burung tersebut memiliki nilai konservasi tinggi seperti sandang lawa (Ciconia stormi) yang tergolong satwa langka, itik sayap putih (Cairina scutulata) dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus) yang tergolong satwa terancam menurut IUCN red list (1994).
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here 
Location:


>
koordinat: 2.3376023,96.6404527
Sumber:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.