<<<back fauna
Nama Lain:
Deskripsi:
Bisa atau racun ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari jenisnya, dan mampu membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa neurotoksin pada hewan tangkapannya (biasanya binatang mengerat atau burung kecil) melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian melumpuhkan syaraf-syaraf dan otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu yang hanya beberapa menit saja.
Kingdom:
|
||
Phylum:
|
||
Subphylum:
|
||
Class:
|
||
Order:
|
||
Suborder:
|
||
Family:
|
||
Genus:
|
Indonesia | : | Ular sendok, Kobra |
English | : | Cobra |
French | : | - |
Spanish | : | Cobra |
Naja atau Ular sendok atau yang juga dikenal dengan nama kobra adalah sejenis ular berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok (Jawa, ula irus) karena ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya apabila merasa terganggu oleh musuhnya. Leher yang memipih dan melengkung itu serupa bentuk sendok atau irus (sendok sayur).
Istilah kobra dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Inggris, cobra, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari bahasa Portugis. Dalam bahasa terakhir itu, cobra merupakan sebutan umum bagi ular, yang diturunkan dari bahasa Latin colobra (coluber, colubra),
yang juga berarti ular. Ketika para pelaut Portugis pada abad ke-16
tiba di Afrika dan Asia Selatan, mereka menamai ular sendok yang mereka
dapati di sana dengan istilah cobra-capelo, ular bertudung. Dari nama inilah berkembang sebutan-sebutan yang mirip dalam bahasa-bahasa Spanyol, Prancis, Inggris dan bahasa Eropa. Nama ilmiah mereka, Naja, berasal dari kata bahasa Sansekerta, Nāgá (नाग) yang berarti "ular bertudung".
Ular sendok dalam bahasa Indonesia merujuk pada beberapa jenis ular dari marga Naja. Sedangkan ular king-cobra (Ophiophagus hannah) biasanya disebut dengan istilah ular anang atau ular tedung.Bisa atau racun ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari jenisnya, dan mampu membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa neurotoksin pada hewan tangkapannya (biasanya binatang mengerat atau burung kecil) melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian melumpuhkan syaraf-syaraf dan otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu yang hanya beberapa menit saja.
Selain itu, ular sendok dapat melumpuhkan korbannya dengan
menyemprotkan bisa ke matanya; namun tidak semua kobra dapat melakukan
hal ini.
Kobra hanya menyerang manusia bila diserang terlebih dahulu atau
merasa terancam. Selain itu, kadang mereka juga hanya menggigit tanpa
menyuntikkan bisa (gigitan ‘kosong’ atau gigitan ‘kering’). Maka tidak
semua gigitan kobra pada manusia berakhir dengan kematian, bahkan cukup
banyak persentase gigitan yang tidak menimbulkan gejala keracunan pada
manusia.
Meski demikian, orang harus tetap berwaspada apabila tergigit ular
ini, namun jangan panik. Yang terbaik, perlakukan luka gigitan dengan
hati-hati tanpa membuat luka-luka baru di sekitarnya (misalnya untuk
mencoba mengeluarkan racun). Jika mungkin, balutlah dengan cukup kuat
(balut dengan tekanan) bagian anggota tubuh antara luka dengan jantung,
untuk memperlambat –namun tidak menghentikan– aliran darah ke jantung.
Usahakan korban tidak banyak bergerak, terutama pada anggota tubuh yang
tergigit, agar peredaran darah tidak bertambah cepat. Kemudian bawalah
si korban sesegera mungkin ke rumah sakit untuk memperoleh antibisa
(biasanya di Indonesia disebut SABU, serum anti bisa ular) dan perawatan yang semestinya.
Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai mata, dapat mengakibatkan iritasi menengah dan menimbulkan rasa pedih yang hebat. Mencucinya bersih-bersih dengan air yang mengalir sesegera mungkin dapat membilas dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut pada mata.
Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai mata, dapat mengakibatkan iritasi menengah dan menimbulkan rasa pedih yang hebat. Mencucinya bersih-bersih dengan air yang mengalir sesegera mungkin dapat membilas dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut pada mata.
Penyebaran:
Ular sendok hidup di daerah tropis dan gurun di Asia dan Afrika. Beberapa jenis kobra dapat mencapai panjang 1,2–2,5 meter. Ular anang (atau King-cobra
dalam bahasa Inggris) bahkan dapat tumbuh sampai dengan 5,6 m, dan
merupakan jenis ular berbisa terpanjang di dunia. Terdapat 29 jenis
kobra. Dua jenis diantaranya merupakan kobra endemik dari Indonesia.
Konservasi:
Aceh: Taman Wisata Alam Pulau Weh;
Sumber:
Comments
Post a Comment